Saturday, October 25, 2014

SOTO TANGKAR #JAKARTAREPOSEPROJECT



Soto Tangkar yang berlokasi di lapangan Pluit ini sudah berada sejak 17 tahun yang lalu, awalnya Soto tangkar ini berada di pinggir jalan namun karena mengganggu jalanan akhirnya soto tangkar ini pindah ke dalam lapangan. Soto tangkar ini merupakan usaha keluarga, dan terdapat di beberapa tempat misalnya di univertitas tarumanegara terdapat soto tangkar ini, namun soto tangkar ini berbeda kepemilikan tapi masih satu keluarga. Setiap harinya soto tangkar ini buka mulai dari jam 8 pagi sampai sotonya habis sekitar pukul 1.30 siang atau pukul 2 siang., namun setiap tanggal merah soto ini tutup.

Pelanggan yang datang ke tempat soto tangkar ini berasal dari berbgai kalangan dari keluarga, orang kerja, anak sekolah dan lain-lain. Harga per mangkok soto tangkar ini Rp 18.000,- kalau dengan nasi Rp 22.000,-. Soto tangkar ini tidak tentu kapan ramai dikunjungi oleh pelanggan, terkadang ramai dipagi hari,dan terkadang pada saat makan siang.
“Ga tentu sih mba, kadang dari pagi juga udah rame sih mbak…”
“Pertama kali sih biasa, kalo orang penasaran kan pasti nyobain dari mulut ke mulut aja. Nah biasanya dari yang datang terus ngajak temen terus ngajak lagi jadi makin lama makin bertambah yang datang”
Pada saat pertama kali membuka soto tangkar ini, pemilik soto tangkar ini memperkenalkan soto tangkar ini dengan tidak melakukan apa-apa, karena ada rasa penasaran oleh para konsumen untuk mencoba soto tangkar ini barulah soto tangkar ini dikenal dan dikunjungi oleh orang banyak karena adanya mulut ke mulut. Soto tangkar ini menargetkan marketnya kepada siapa saja mulai dari mahasiswa, anak sekolahan, kelaurga, pekerja.
Pak Candra adalah salah satu pelanggan soto tangkar ini, ia sudah mengunjungi soto tangkar ini sekitar 6 kali. Pertama kali ia mencoba untuk makan di soto tangkar ini karena rasa penasarannya melihat tempat soto tangkar ini ramai dikunjungi orang dan berpikir bahwa soto tangkar ini enak.
“Waktu itu saya nganter majalah, terus liat soto tangkar kok rame ya jadi penasaran pengen coba dan ternyata enak”
Namun menurutnya harga soto tangkar ini sudah naik dulu hanya Rp 14,000 namun sekarang sudah Rp 22.000,- ia berharap harga yang diberikan dengan apa yang didapatkan sesuai.

Dapat dikatakan experience yang ingin ditawarkan oleh soto tangkar ini adalah soto yang enak, dan seusia dengan apa yang dirasakan oleh pelanggan yaitu rasa sotonya yang enak, dan dapat dilihat bahwa banyak pelanggan yang datang kembali untuk mekan di soto tangkar ini.

Jika dilihat dari blueprint diatas, dapat terjadi fail point yaitu disaat menghitung jumlah harga, karena apabila pelayan salah menghitung jumlah harga pelanggan maka pelanggan pun akan salah membayar dan dapat mengakibatkan kerugiaan antara penjual ataupun pembeli. 

COFFEE KULTURE #JAKARTAREPOSEPROJECT





Coffee Kulture merupakan coffee shop yang berada di Jakarta Utara tepatnya di daerah Pluit. Tempat yang digunakan oleh Coffee Kulture saat ini dulunya merupakan restaurant yang digantikan dengan Coffee Kulture sejak Februari tahun 2014 ini. Setiap weekdays Coffee Kulture buka dari jam 11 siang sampai dengan jam 11 malam, sedangkan untuk weekend Coffee Kulture buka dari jam 11 siang sampai dengan jam 12 malam. Coffee Kulture memiliki pelayan sebanyak 5 staff , dan bartender sebanyak 3 orang dan ingin menambah 1 orang lagi untuk bartender di Coffee Kulture.



“Ini sebernya rumah lama yang dulunya restaurant, terus kita buat konsep baru dengan coffee kulture ini tanpa menghilangkan unsur rumah ini supaya orang yang dateng tetap merasa homey” – Pak Franky

Konsep yang digunakan oleh Coffee Kulture adalah vintage dimana tempat yang digunakna merupakan rumah lama yang ingin dibuat modern namun tidak menghilangkan unsur rumah, pihak management ingin para pengunjung merasa nyaman dengan Coffee Kulture dengan merasa homey dan cozy. Sedangakan experience yang ingin ditawarkan kepada pelanggan adalah Coffee Kulture ingin mengajarkan tentang coffee kepada para pelanggan yang datang dengan cara saat konsumen mau memesan dan bertanya tentang kopi yang akan dipesan, pelayan akan memberikan penjelasan tentang kopi tersebut, dengan bertanya kepada konsumen tingkat kepaitan dan sebagainya dan menjelaskan kopi yang ada di Coffee Kulture. 

"jadi kita pengen ngajarin ke konsumen tentang coffee, kaya gimana cara minum kopi yang bener, jenis-jenis kopi yang ada..."

Sehingga dapat dikatakan Coffee Kulture menggunakan konsep homey.
  1. Comfort : Coffee Kulture membuat konsep vintage dengan tetap menggunakna unsur rumah agar para pelanggan yang datang tetap merasa nyaman seperti di rumah sendiri dan relax saat berada di coffee shop ini.
  2. Social Interaction dan Bonding: Para pelayan yang ada di Coffee Kulture sangat ramah dengan para pelanggan yang datang, mereka menjelaskan jenis-jenis kopi yang ada di coffee kulture, selain itu para karyawan dan manager pun mengajak berbicara para pelanggan yang datang ke coffee kulture, sehingga membangun kedekatan antar pelanggan dan pihak management coffee kulture.

“Pertama kita pasang spanduk yang gede disana tuh, terus lemparin brosur ke rumah-rumah. Karena kalo pake iklan di TV itu harganya udah mahal, kalo mau masuk majalah media kawasan sini juga belum tentu di baca, kalo pake brosur kan kita lempar sekali dibiarain, dua kali dibiarin, tiga kali kan akhirnya dibaca juga”
Untuk memperkenalkan Coffee Kulture kepada masyarakat daerah Jakarta dan sekitarnya, Coffee Kulture menggunakan kegiatan marketing dengan cara membagikan brosur ke rumah-rumah di daerah sekitar Pluit, memasang spanduk di jalan-jalan sekitar daerah Pluit. Selanjutnya Coffee Kulture melakukan promosi seperti discount student card, EF card kepada para pelanggan, karena anak sekolah/mahasiswa merupakan target market Coffee Kulture. Pelanggan yang datang ke Coffee Kulture berasal dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa untuk mengerjakan tugas, pelajar, keluarga, dan orang untuk berbisnis.
Harga yang ditawarkan untuk makanan dan minuman di Coffee Kulture cukup terjangkau mulai dari 18.000 sampai dengan 45.000 untuk minumannya, Coffee Kulture juga menyediakan makanan untuk para pelanggannya.
Sekarang ini coffee shop semakin berkembang khususnya di daerah Jakarta, terdapat hal-hal yang membedakan antara Coffee Kulture dengan coffee shop lainnya yaitu;
1.     Quality
2.     Serve
3.     Standard
4.     Profile

Jika dilihat dari service blueprint diatas, ada beberapa fail point yang bisa terjadi. Pertama pada memasukan data ke komputer, karena apabila pelayan salah memasukan data maka pesanan yang dipesan bisa salah, selain pada titik itu fail point juga dapat terjadi di  saat penghitungan bill apabila kasir salah menghitung bill maka bill yang diberikan kepada konsumen akan salah.
Salah seorang pelanggan yang dijumpai bernama Michelle, menceritakan pengalaman pertamanya mengunjungi Coffee Kulture. Saat pertama kali ingin mengunjungi Coffee Kulture yang ada dipikirannya adalah tempatnya berada di dalam ruko, dan ternyata tempatnya tidak berada di dalam ruko dan menurutnya Coffee Kulture merupakan tempat yang nyaman.

“Pas pertama mau kesana mikirnya kaya tempatnya ini di ruko, tapi pas sampe ternyata enggak di ruko gitu dan ternyata tempatnya nyaman kaya homey buat ngumpul-ngumpul”

Mengunjungi Coffee Kulture menjadikan memorable experience untuknya karena ia pergi bersama dengan teman-temannya, namun menurutnya Green tea yang dipesannya menjadi salah satu point minus untuk Coffee Kulture karena rasanya yang pait. Untuk kedepannya Michelle mau mengunjungi Coffee Kulture ini.
Makanan
7
Tempat
8
Minuman
7
Service
9

Jika dilihat antara apa yang ingin diberikan oleh management Coffee Kulture kepada konsumen yaitu kesan nyaman seperti rumah dan ingin mengajarkan tentang coffee kepada pelanggannya dengan apa yang didapatkan oleh konsumen tidak ada gap karena apa yang ingin diberikan dengan apa yang didapatkan oleh konsumen selaras.