Sinta #Jakartareposeproject |
Seiring dengan semakin banyaknya
jumlah mall di daerah Jakarta, tidak sedikit orang juga yang mengisi waktu
luangnya untuk pergi ke mall, sekedar untuk refreshing,
pergi makan, hangout bersama
teman-teman atau untuk shopping. Hal
ini pula yang dilakukan oleh ibu rumah tangga yang bernama Sinta yang tinggal
di daerah Jakarta Selatan. Selain sebagai ibu rumah tangga, ia juga memiliki
usaha kumon di daerah Tangerang.
"biasanya sih pergi ke mall sama temen-temen ngumpul ngumpul aja ngobrol, biasanya ke restaurent lamien soalnya disana ada fortune cookies gitu nah itu kita pakai buat sru-seruan aja sih..."
"biasanya sih pergi ke mall sama temen-temen ngumpul ngumpul aja ngobrol, biasanya ke restaurent lamien soalnya disana ada fortune cookies gitu nah itu kita pakai buat sru-seruan aja sih..."
Dalam waktu luang yang ia miliki,
Ibu Sinta mengisinya untuk pergi ke mall bersama dengan teman-temannya pada
waktu weekdays dan bersama dengan
keluarga pada saat weekend. Mall yang
biasa dikunjungi oleh Ibu Sinta adalah PIM atau PS. Di mall tersebut, ia
memiliki restaurant lamien favorite dengan
teman-temannya untuk berkumpul, karena restaurant tersebut memiliki fortune
cookies yang dijadikan sebagai seru-seruan dengan teman-temannya. Selain
mengisi waktu luangnya untuk pergi ke mall, Ibu Sinta juga mengisinya untuk
tidur, menonton, atau ke salon.
"saya juga suka travelling, saya suka ke puncak atau bogor pulang hari buat wisata kuliner disana..."
"saya juga suka travelling, saya suka ke puncak atau bogor pulang hari buat wisata kuliner disana..."
Ibu Sinta juga suka traveling dengan keluarga dan temannya
untuk mengisi waktu luangnya, beliau suka pergi ke puncak atau bogor untuk
wisata kuliner di daerah bogor dan puncak.
Di balik kesukaannya untuk pergi
ke mall di waktu luang yang dimilikinya, ia tidak menyukai pasar karena
menurutnya pasar panas dan harus melakukan tawar menawar terlebih dahulu.
"jadi saya sama keluarga saya ke lampung disana kita ke pulau gitu di pulau itu air nya masih jernih, jadi dari dermaga kita bisa liat ikan-ikan dan kasi makan ikan, jadi kita kasi makan pake roti... selain itu kita juga bisa snorkling berenang disana karena airnya jernih"
"jadi saya sama keluarga saya ke lampung disana kita ke pulau gitu di pulau itu air nya masih jernih, jadi dari dermaga kita bisa liat ikan-ikan dan kasi makan ikan, jadi kita kasi makan pake roti... selain itu kita juga bisa snorkling berenang disana karena airnya jernih"
Saat mengisi waktu luang yang
dimilikinya, banyak moment yang ia
tidak bisa lupakan dan tidak sedikit pula moment
yang mengganggu untuknya. Seperti liburannya ke pulau di lampung yang
dijadikannya sebagai moment yang tak
terlupakan, hal tersebut tidak terlupakan karena di pulau itu ia bisa berenang
bersama ikan-ikan, bisa snorkeling karena air nya yang jernih, dan juga bisa
memberi makan ikan-ikan yang ada disitu. Selain itu, hal yang tidak terlupakan
adalah saat ia pergi ke Palembang karena disana makannya enak-enak, dan ia
pernah mengunjungi tempat wisata seperti kebun teh, dimana ia tidur di kebun
teh tersebut.
"di garut itu ada tempat wisata yang tidak resmi jadi di kelolah oleh warga sekitar, tempatnya ternyata biasa aja tapi dipatok harga yang mahal oleh warga disana karena kalo mau masuk kesana harus di dampingi oleh warga sekitar..."
Dibalik moment yang tidak bisa dilupakan, terdapat juga moment yang mengganggu, misalnya saat ia pergi ke garut, di garut ia mengunjungi sebuah objek wisata yang masi dikelolah oleh masyarakat sekitar, karena tidak adanya harga yang resmi sehingga masyarakat sekitar mematok harga masuk yang cukup tinggi untuk mengantar masuk ke dalam tempat wisata tersebut yaitu sebesar 150.000, hal tersebut membuat ia tidak mau mengunjungi tempat tersebut lagi kecuali sudah ada harga yang resmi.
"di garut itu ada tempat wisata yang tidak resmi jadi di kelolah oleh warga sekitar, tempatnya ternyata biasa aja tapi dipatok harga yang mahal oleh warga disana karena kalo mau masuk kesana harus di dampingi oleh warga sekitar..."
Dibalik moment yang tidak bisa dilupakan, terdapat juga moment yang mengganggu, misalnya saat ia pergi ke garut, di garut ia mengunjungi sebuah objek wisata yang masi dikelolah oleh masyarakat sekitar, karena tidak adanya harga yang resmi sehingga masyarakat sekitar mematok harga masuk yang cukup tinggi untuk mengantar masuk ke dalam tempat wisata tersebut yaitu sebesar 150.000, hal tersebut membuat ia tidak mau mengunjungi tempat tersebut lagi kecuali sudah ada harga yang resmi.
Ibu Sinta mengaku bahwa ia kurang
tertarik untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Jakarta seperti
museum, pameran seni rupa untuk menghabiskan waktu luangnya, karena menurutnya pengelolaan
yang ada di Jakarta belum terlalu maksimal tidak seperti diluar negeri walaupun
menurutnya luar negeri dibandingkan dengan Jakarta, lebih bagus Jakarta namun
pengelolahannya masih kurang, serta kebersihan dan kesadaran masyarakat sekitar
masi kurang. Kurangnya promosi juga menjadi salah satu factor kurang
tertariknya beliau mengunjungi museum, karena kita hanya mengetahui itu museum
tapi tidak tahu tentang apa museum tersebut dan sebagainya. Namun apabila
nantinya pemerintah lebih memperhatikan dan mengelolahnya, Ibu Sinta tertarik
untuk mengunjungi tempat-tempat wisata seperti museum, art yang ada di daerah
Jakarta.
No comments:
Post a Comment